Saturday, August 18, 2018

Catatan Misbakhun Mata Pencaharian Usaha Tembakau



Mukhamad Misbakhun menyatak bahwa Mata pencharaian pertembakauan telah banyak menghidupi warga bukan sekedar petani dan pedagang ,tetapi juga telah menyediakan lapangan kerja di bagaian peranjangan dan penjeman.
Misbakhun telah menemui  para petani dan pekerja ranjang dan penjemuran  samapi dengan pedagang tembakau di desa Gondo Sulih,Kecamatan Pakuniran,Kabupaten Probolinggo.
Misbakhun juga bertemu sekelompok petani Sumber Karang pada kamis 9 Agustus 2018 ia bertemu dngan seorang petani yang bernama Samidjan yang menggarap tiga petak  sawah yang masing masing petakan memiliki luas 2.000 meter persegi.
Samidjan sudah 38 tahun menggantungkan hidup sebagai petani tembakau, Bapak  dua anak dan tiga cucu itu menggantungkan hidupnya dari lahan pertanian yang di kelolanya.
“Harga panennya terjaga, tidak terjebak tengkulak, memperoleh akses bibit tembakau yang unggul dan pupuk tersedia di pasar. Jadi hijaunya daun tembakau yang subur dan terawat mempunyai dampak ekonomi yang mengangkat harkat hidup Pak Samidjan dan keluarganya,” tutur Misbakhun. 
Lalu Misbakhunmenemui seorang buruh tani tembakau Inthon yang memiliki rumah sederhana Atap rumah genteng tanpa plafon, dengan dinding rumahnya tembok batu bata yang sebagian sudah terkelupas. Tapi, Inthon baru saja mengentaskan putra pertamanya, Alwan Fathony lulus perguruan tinggi swasta di Kota Probolinggo.
“Saya doakan masa panen kali ini baik, dijauhkan dari hama dan harganya terjaga,” harap Misbakhun.
Misbakhun juga menyempatkan diri untuk menemui para pekerja ranjang dan pembakaran di daerah tersebut.
“Ongkos buruh yang mengatur lembaran tembakau rajangan bisa Rp 1.000 per bidig. Jadi tembakau bukan sekadar dari petani langsung pedagang, tapi ada proses perajangan dan penjemuran,” imbuh Misbakhun
KemudianMisbakhun pun mengunjungi Desa Gondo Sulih untuk menemui Samsudin yang berprofesi sebagai pedagang tembakau rajangan. Adapun setidaknya seminggu sekali pula, Samsudin menyetor 10 ton tembakau rajangan ke gudang pabrik rokok.
Harga 10 ton tembakau itu tidak kurang dari Rp 30 juta, bahkan mungkin bisa mencapai Rp 36 juta. Samsudin pun mengeluhkan, tentang pengambilan sampel oleh pihak gudang pabrik rokok yang mencapai 1 hingga 1,5 kilogram untuk setiap bal tembakau. Praktis, berat per bal tembakau pun susut. Sayangnya, berkurangnya bobot itu menjadi tanggungan Samsudin.
“Keluhannya karena harga dua kilogram tembakau bisa mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu,” kata Misbakhun. 
Meskipun demikian, Samsudin masih tetap bisa mengehidupi keluarga dan masuk dalam katagori keluarga sejahtera. Dan jika sedang tidak musim tembakau, Samsudin berdagang beras dan jagung.



0 comments:

Post a Comment